PENERAPAN DAN PERKEMBAGAN DARI KETENTUAN BANGUNAN TAHAN GEMPA DI INDONESIA
Dalam mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tahan gempa perlu adanya pembaruan dan trobosan yang dapat di terapkan pada wilayah Negara Indonesia yang termasuk Negara yang sering gempa.Untuk itu perlu adanya penerapan dan erkembangan dari Ketentuan Bangunan Tahan Gempa di Indonesia.
HAL YANG DIKEDEPANKAN
- Penetapan beban gempa untuk bangunan (gedung, jembatan, menara, jalan, bendungan) di Indonesia
- Ketetapan dan rekomendasi mengenai disain dan pelaksanaan bangunan tahan gempa di Indonesia
- Referensi dasar dari luar a.l. ACI 318 - 2002, UBC 97, IBC 2003, ATC 40, FEMA, ASSHTO 2004, CALTRANS 2001
- Gempa Aceh dan gempa susulan yang lebih besar dari 8.5 R dan dampaknya terhadap ketentuan kegempaan di Indonesia untuk masa datang
PERKEMBANGAN AKHIR
- Hasil dari studi dan pengamatan terutama dari kerusakan akibat gempa Northridge dan Kobe di medio 1990-an; Design philosophy dan performance criteria, Seismic loads dan site effects, Analysis and modelling, Design requirements
- Konsep Performance based design and constructions
DASAR PEMBARUAN
- Mengikuti rekomendasi tim ahli dari New Zealand dan dengan demikian otomatis banyak mengadop rekomendasi dari code New Zealand
- Ada kekhawatiran pada saat awal untuk membuat perubahan yang terlalu drastis dari NI 18, dan dengan demikian ada upaya untuk membatasi intensitas gempa disain yang direkomendasikan
- PPTGIUG 1981 mengikuti Indonesian Earthquake Study yang dikerjakan di akhir tahun 1970-an.
- Merupakan suplemen dari Bridge Design Manual, BMS 1992.
- Mengedepankan beberapa “perubahan” yang agak membingungkan:
- Menyajikan Koefisien geser dasar C elastis untuk analisis dinamis
- Menyajikan Koefisien geser dasar C platis untuk analisis statis (BMS 1992).
JENIS ANALISIS STRUKTUR
- Static Push Over Analysis
- Analisis Beban Gempa Statik Ekivalen
- Analisis Ragam Spektrum Respons
- Analisis Respon Dinamik Riwayat Waktu Liniear
- Analisis Respon Dinamik Riwayat Waktu Non-Linear
- Analisis Perambatan Gelombang dengan menentukan pembesaran gelombang gempa yang merambat dari kedalaman batuan dasar kemuka tanah di atas batuan dasar dan gerakan gempa masukan pada kedalaman batuan dasar sebagai data masukannya.
- Gempa kecil: 10% P.E. dalam 50 th
- Gempa Sedang: 5% P.E. dalam 50 th
- Upper level event – Maximum Considered Earthquake : 2% P.E. dalam 50 th
- 50% P.E. dalam 75 th (elastic response dari struktur terhadap gempa yang sering terjadi)
DISAIN TIANG PANCANG
- ACI 318-02 tidak mengatur perencanaan dan pelaksanaan dari tiang pancang, tiang bored, dan caissons beton kecuali untuk struktur yang berada dalam daerah resiko gempa tinggi atau yang dirancang terhadap kondisi high seismic performance atau high seismic design catagories.
- Rekomendasi detail diberikan di: “Design, Manufacture, and Instalation of Concrete Piles” ACI Committee 543; “Design and Construction of Drilled Piles”, ACI Committee 336 Recommended Practice for Design, Manufacture, and Installation of Prestressed Concrete Piling”, the PCI Committee on Prestressed Concrete Piling.
SARAN
- Masalah hadirnya tiga peta zona gempa harus segera diselesaikan dengan baik. Dampak legal, teknis, maupun ekonomis dari masalah yang bisa timbul sangatlah besar dan potensi kerugian yang bisa timbul juga bisa sangat signifikan
- Dari sisi teknik gempa yang berkait dengan struktur bangunan, konspe performance based design dan construction perlu segera dikedepankan untuk dipelajari dengan seksama
KESIMPULAN DAN LANJUTAN
- Perlu segera melakukan kaji ulang terhadap peta zona gempa yang ada, bukan saja karena adanya perbedaan dari ketiga kelompok peta yang ada, tetapi juga karena gempa aceh 26 Desember 2004 dengan intensitas 9 MM yang lalu memberi indikasi bahwa minimal intesitas gempa disain perlu disesuaikan. Langkah ini harus dikerjakan bersama oleh ahli dan pakar dari semua bidang terkait.
Komentar
Posting Komentar