PENGETAHUAN DASAR PENYIPAT DATAR
Pengetahuan Dasar Penyipat Datar/PPD
Baik Alhamdulillah puji syukur penulis dapat membagi ilmu yang baru saja dilaksanakan
atau diparktikan dilapangan yakni adalah mengukur tanah lebih tepatnya mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah, dengan mengunakan theodolite dan pesawat penyipat datar atau PPD, kali ini akan di bahas
tentang pengetahuan dasar penyipat datar, ilmu ini saya dapatkan dari buku Ilmu Ukur tanah
pengarangnya Ir.Heinz Frick,
Menyipat datar adalah menentukan/mengukur beda tinggi antara dua
titik atau lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang
digunakan serta pada ketelitian pengukuran dan yang dapat dilaksanakan.
Biasanya kayu sipat merupakan alat pertolongan yang paling sederhana pa-
da penentuan beda tinggi beberapa titik tertentu. Kayu sipat biasanya se-
buah papan yang lurus dan sekitar 3.00 m panjangnya, kita pegang horison-
tal dengan bantuan sebuah nivo tabung. Kemudian dengan sebuah rambu
ukur, beda tinggi antara dua titik tertentu A dan B dapat kita tentukan
seperti terlihat pada gambar 1 berikut.
Pada penentuan beda tinggi dua titik yang jauh, pengukuran dengan kayu
sipat menjadi sukar dan kurang teliti. Jikalau kita mencari beda tinggi antara
titik B dan C (Gambar2), pelaksanaannya dapat kita lakukan menurut gambar itu dengan hasil
—0.80 — 1.15 — 1,50 + 1.00 + 0.40 — 2.05 m.
Tetapi kayu sipat dipakai hma kali dan di-horisontalkan dengar, nivo tabung
juga lima kali. Kita dapat juga memasang sebuah kayu sipat dengan nivo tabung pada titik B dan
menyipat sepanjang s’si kayu sapat dan membaca
rambu ukur yang didirikan pada titik C. Sasaran ¡tu lebih rnudah kita capai
dengan alat bidik sederhana atau dengan celah peera dan pejera seperti pa-
da sebuah bedil. Alat ini dapat dipasang pada suatu statif (kaki tiga) atau di
pegang tangan saja. Pada alat bidik yang dipegarig tangan kita harus mem
perhatikar, sasaran dan nivo sekaligus.
Akan tetapi alat bidik ¡ni masih kurang teliti karena kita membaca rambu
ukur Iangsung (tanpa teropong). Jaraknya agak terbatas.
Baik Alhamdulillah puji syukur penulis dapat membagi ilmu yang baru saja dilaksanakan
atau diparktikan dilapangan yakni adalah mengukur tanah lebih tepatnya mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah, dengan mengunakan theodolite dan pesawat penyipat datar atau PPD, kali ini akan di bahas
tentang pengetahuan dasar penyipat datar, ilmu ini saya dapatkan dari buku Ilmu Ukur tanah
pengarangnya Ir.Heinz Frick,
Menyipat datar adalah menentukan/mengukur beda tinggi antara dua
titik atau lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang
digunakan serta pada ketelitian pengukuran dan yang dapat dilaksanakan.
Biasanya kayu sipat merupakan alat pertolongan yang paling sederhana pa-
da penentuan beda tinggi beberapa titik tertentu. Kayu sipat biasanya se-
buah papan yang lurus dan sekitar 3.00 m panjangnya, kita pegang horison-
tal dengan bantuan sebuah nivo tabung. Kemudian dengan sebuah rambu
ukur, beda tinggi antara dua titik tertentu A dan B dapat kita tentukan
seperti terlihat pada gambar 1 berikut.
rangkumansipil.blogspot.com |
Cara ini umumnya dapat dilakukan untuk menentukan dan menggambar
profil memanjang dan profil melintang. Bilamana panjang profil yang kita
inginkan lebih panjang dari kayu sipat, maka pengukuran kita lakukan bebe-
rapa kali seperti terlihat pada gambar2 berikut.
rangkumansipil.blogspot.com |
Pada penentuan beda tinggi dua titik yang jauh, pengukuran dengan kayu
sipat menjadi sukar dan kurang teliti. Jikalau kita mencari beda tinggi antara
titik B dan C (Gambar2), pelaksanaannya dapat kita lakukan menurut gambar itu dengan hasil
—0.80 — 1.15 — 1,50 + 1.00 + 0.40 — 2.05 m.
Tetapi kayu sipat dipakai hma kali dan di-horisontalkan dengar, nivo tabung
juga lima kali. Kita dapat juga memasang sebuah kayu sipat dengan nivo tabung pada titik B dan
menyipat sepanjang s’si kayu sapat dan membaca
rambu ukur yang didirikan pada titik C. Sasaran ¡tu lebih rnudah kita capai
dengan alat bidik sederhana atau dengan celah peera dan pejera seperti pa-
da sebuah bedil. Alat ini dapat dipasang pada suatu statif (kaki tiga) atau di
pegang tangan saja. Pada alat bidik yang dipegarig tangan kita harus mem
perhatikar, sasaran dan nivo sekaligus.
Akan tetapi alat bidik ¡ni masih kurang teliti karena kita membaca rambu
ukur Iangsung (tanpa teropong). Jaraknya agak terbatas.
Pengetahuan Dasar Penyipat Datar >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Pengetahuan Dasar Penyipat Datar >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Pengetahuan Dasar Penyipat Datar >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK Q5