FISIKA DASAR TEKNIK SIPIL SEMESTER 2
FISIKA DASAR TEKNIK SIPIL SEMESTER 2
BESARAN,SATUAN DAN PENGUKURAN
Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda benda dan fenomena yang berkait dengan benda benda tersebut. untuk mendiskripsikan suatu benda atau fenomena fenomena yang terjadi pada benda maka didefinisikan sebagai besaran fisika.
besaran fisika selalu memiliki nilai dan dapat terukur (dapat dinyatakan dalam angka)
Contoh besaran fisika antara lain
- Panjang
- jarak
- massa
- waktu
- periode
- gaya
- kecepatan temperatur
- intensitas cahaya
- dan sebagainya
Dimensi
- Kecepatan ;LT-1
- Percepatan :LT-2
- Gaya/Berat :MLT-2
- Tekanan :ML-1T-2
- Massa Jenis : ML-3
- Berat Jenis :ML-2T-2
- Momentum :MLT-1
- Implus :MLT-1
- Usaha/Ek/Ep :ML2T-2
- Daya :ML2T-3
Terkadang nama dari besaran besaran fisika diatas memiliki kesamaan dengan istilah yang dipakai dalam keseharian namun maknanya dalam fisika tidak selalu memiliki kesamaan dengan istillah yang dipakai dalam keseharian , seperti contoh istilah gaya,usaha momentum yang memiliki makna yang berbeda dalam keseharian misalnya "Anak itu bergaya didepan kaca", "Ia berusaha keras menyelesaikan soal ujiannya","momentum perubahan politik sangat tergantung pada kondisi ekonomi negara " besaran besaran fisika didefinisikan secara khas, sebagai suatu istilah fisika yang memiliki makna tertentu terkadang juga besaran fisika hanya bisa dimengerti dengan menggunakan suatu istilah matematik, walaupun juga dapat diuraikan dengan bahasa sederhana.
Untuk bisa mengetahui nilai besaran fisika harus melakukan pengukuran. mengukur adalah membandingkan 2 hal dengan salah satunya pembanding atau alat ukur yang besarnya harus distandartkan.
Dalam hal untuk bangunan fisika sangat diutamakan seperti kata "Bapak Drs.Bagus Priyatno,S.T,M.T "selaku dosen Teknik Sipil Di Universitas PGRI Semarang mengatakan bahwa Fisika adalah dasar dari semua pembuatan bangunan , untuk inovasi inovasi bangunan dasar utamanya adalah Fisika" hal itu diutarakan waktu perkuliahan pertama dalam mata kuliah Fisika Dasar.
Jadi saya kira memang benar sekali pendapatnya pak Bagus , karena kalo kita lihat dalam pembangunan baik proses,inovasi maupun perawatannya selalu berkaitan dengan fisika dasar , namun kenyataannya banyak sekali mahasiswa yang kurang begitu suka dengan pelajaran Fisika, entah mungkin dari hitung hitungannya atau gimana saya sendiri juga kurang tahu " pendapat dari salah satu mahasiswa yang juga sekelas dengan saya mengatakan "Fisika tuh sebenarnya enak namun karena fikiran kita yang males aja jadi ya rumit deh ", ya bagaimanapun pendapatnya intinya harus bisa dan mau karena sudah terjun dalam dunia teknik sipil, ya inilah profesi kita sodara.
ANALISA DIMENSI
Dimensi dalam fisika menggambarkan sifat fisis dari suatu besaran. panjang suatu benda,walaupun dapat dinyatakan dengan berbagaisatuan,tetap saja memiliki sifat fisis tertentu, yaitu panjang. Dimensi berkelakuan seperti suatau kuantitas aljabar. sebagai contoh, kita dapat menjumlahkan panjang sebuah benda dengan periode getaran benda, karena karena dua besaran tersebut berbeda dimensinya. Tidak ada maknanya menjummlah satu meter dengan satu detik , hanya dua besaran yang berdimensi sama yang dapat dijumlahkan atau dikurangkan ,dalam sebuah persamaan dimensi disisi kiri dan kanan persamaan haruslah sama . dari prinsip prinsip ini kita dapat menggunakan analisa dimensi untuk mengecek kebenaran suatu persamaan fisika sebagai contoh bila di beritahukan persamaan jarak tempuh pada percepatan konstan x(t)=x(0)+v(0)+at2/2, dimensi dari suku suku persamaan tersebut
[x]=L;[v]=LT-1;[a]=LT-2;[t]=T
Dengan L adalah dimensi panjang ,T adalah dimensi waktu dan M adalah dimensi massa, nampak jelas bahwa dimensi ruas kanan sama dengan dimensi ruas kiriserta pada dimensi semua suku suku.dijumlahkan sama,
Dalam fungsi fungsi trigonometri argumen dari fungsinya haruslah berupa bilangan /sudut yang tak berdimensi.
ANGKA PENTING
Dalam kehidupan kita kita tak bisa dipisahkan dengan yang namanya angka , dalam pengukuran hasil ukur selalu terdiri dari beberapa angka pengukuran yang pasti atau berupa pemikiran , ralat dari pengukuran biasanya diambil skala terkecil atau setengah skala alat ukur yang dipakaihasil pengukuran yang berada pada daerah rapat (ketidakpastian)merupakan hasil perkiraan pengukuran sehingga tidak pastii nilainya.misalnya mengukur sebuah meja dengan meteran penggaris skala terkecilnya adalah 1mm diperoleh hasil 1=10,23 cm dengan ralat dari alat ukur sekitar kurang lebih 0,05 cm.
Angka penting adalah angka hasil pengukuran yang terdiri dari beberapa angka pasti dan stu angaka terakhir yang berupa perkiraan . angka nol didepan yang menunjukan letak koma desimal bukanlah angka penting misal 0,000015 hanya terdiri dua angka penting yaitu satu (1) dan lima (5), angka nol dibelakang merupakan dapat merupakan angka penting tapi juga sekedar untuk menunjukan letak koma desimal, karena ketidakpastian ini , maka penulisan hasil pengukuran hendaknya dinyatakan dengan notasi ilmiah , sebahai contoh 0,00015 m dituliskan 1,5 x 10-4, bila hanya terdiri dari dua angka penting namun bila angka nol dibelakang juga merupakan angka hasil pengukuran , misal 0,000250 m hendaknya ditulis sebagai 2,50 x 10-4,yang menunjukan angka nol terakhir juga angak penting.
Jadi mungkin itu sedikit ulasan materi pertemuan pertama dalam perkuliahan Fisika Dasar sodara semoga dapat bermanfaat , mohon kritik dan sarannya .
Terima kasih
Salam Sipil
Komentar
Posting Komentar